Ikan Gurame yang mempunyai nama Latin Osphronemus gouramy termasuk dalam genus Osphronemus dan keluarga/ famili Osphrnemidae adalah merupakan salah-satu jenis ikan air tawar cukup popular sebagai ikan konsumsi hal ini terjadi karena Ikan Gurame mempunyai fostur daging yang empuk dan harum.
Secara morfologi, ikan gurame memiliki garis lateral tunggal yang lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah, sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan ikan gurame berkisar antara 2,0 - 2,1 kali dari panjang badan standarnya. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai dengan 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat. Ikan gurame merupakan herbivora atau pemakan daun-daunan, dan termasuk ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan berupa labirint
Habitat asli ikan ini adalah sungai ataupun rawa, Ikan Gurame semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di berbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia.
Di alam, gurame hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Ikan gurame biasanya hidup di dasar kolam, dan sesekali muncul ke permukaan untuk bernapas langsung dari udara.
MORFOLOGI INDUK BETINA DAN INDUK JANTAN SIAP PIJAH
URAIAN BETINA JANTAN
Dahi Tidak ada Penonjolan Ada Penonjolan
Dasar Sirip Dada Gelap/Kehitaman Terang
Tutup Insang Putih Kecoklatan Kekuningan
Sirip Ekor Ujung sirip ekor Ujung sirip
tampak melengkung & tampak rata, bila ditidurkan
bila ditidurkan tidak bergerak bergerak-gerak ke atas
Pemilihan Induk Ikan Gurame yang Siap Pijah
1. Ciri-ciri induk jantan yang sudah siap pijah adalah adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawahnya tebal, dan tidak adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang dengan perut membentuk sudut tumpul, bila bagian perut ditekan akan mengeluarkan sperma berwarna putih.
2. Sedangkan induk betina yang siap pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah tipis, dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuh lebih terang dan bentuk perutnya besar bulat, bila bagian perut ditekan kearah kelamin akan mengeluarkan telur berwarna putih.
Cara Pemijahan Ikan Gurame
Tebarkan induk Ikan Gurame yang sudah matang gonad ke kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam khusus yang ukurannya tergantung jumlah induk yang dimiliki, ukuran minimumya 20 m2 dan maksimum dapat mencapai 1000 m2 dengan kedalaman ideal 0,8 m - 1,5 m. Kolam induk sebaiknya dekat dengan kolam pemijahan sehingga memudahkan proses pemindahan induk ikan.
Padat tebar induk ikan gurame yang bobotnya 3-5 kg per ekor sebaiknya memiliki areal untuk bergerak bebas seluas 5 m2. Penebaran induk dilakukan dengan perbandingan 1 ekor jantan dipijahkan dengan 3 ekor induk betina.
Proses pemijahan biasanya dimulai dengan induk jantan memulai membuat sarang, lamanya membuat sarang lebih kurang 6 hari kemudian induk betina yang sudah siap pijah memiliki naluri akan segera berpijah pada sarang yang sudah siap. Proses pemijahan berlangsung selama 2-3 hari, induk betina segera mengeluarkan telur-telurnya dan secara bersamaan pula induk jantan menyemprotkan sperma dan terjadi proses pembuahan telur oleh sperma jantan. Proses perkawinan akan diakhiri apabila jantan telah menutup sarang, dengan ijuk atau sejenisnya. Keberhasilan proses pemijahan dapat juga dilihat dari pemukaan kolam; pada bagian kolam yang ada sarang guramenya terlihat keluar banyak minyak dipermukaan air dan tecium bau amis.
Penetasan Telur
Penetasan telur Ikan Gurame dapat dilakukan di dalam paso atau baskom maupun di dalam akuarium. Pengambilan sarang yang berisi telur dilakukan secara berhati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang dan sebaiknya sarang tidak diangkat begitu saja, tetapi menggunakan wadah berupa ember atau baskom yang berisi air dan diberi Metheline Blue dengan perbandingan 5 cc obat untuk 5 liter air. Selanjutnya sarang dan ember tersebut dibawa ke tempat penetasan. Air di dalam baskom atau akuarium diberi aerasi atau supplai oksigen dan setiap hari dilakukan pengambilan telur-telur yang tidak menetas atau berjamur supaya tidak menular ke telur yang sehat.
Proses penetasan telur Ikan Gurame ini biasanya akan menetas setelah 36 - 41 jam.
Pemeliharaan Larva
Setelah telur menetas, larva dapat dipelihara dalam paso atau baskom selama 8-10 hari sampai kuning telur habis. Bila penetasan dilakukan di dalam akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan. Selama pemeliharaan di akuarium, penggantian air perlu dilakukan untuk membersihkan air dari minyak yang dihasilkan saat penetasan. Suhu dipertahankan pada kisaran 29-30 derajat celcius.
Pemindahan larva dari lokasi penetasan ke lokasi pembesaran / pendederan dapat dilakukan dengan menggunakan baskom atau ember. Larva dimasukkan ke dalam ember bersama air dari tempat penetasan sehingga larva tidak stres. Sebaiknya pemindahan ke kolam atau tempat pendederan dilakukan pada pagi atau sore hari dimana pebedaan suhu antara air media penetasan dan air media pendederan atau kolam tidak begitu mencolok.
Pemberian Pakan
Pakan baru dapat diberikan setelah larva berumur 8-10 hari atau setelah kuning telur habis. Pakan yang diberikan adalah pakan alami yang bisa berupa artemia, kutu air berupa daphnia atau moina, cacing sutera. Jenis pakan yang diberikan ini disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Frekuensi pemberian sebanyak 4-5 kali sehari.
Untuk larva yang dipelihara di akuarium, pemberian pakan dapat diberikan sebanyak 2 sendok makan untuk 1000 ekor larva setiap pemberian. Ketika sudah semakin besar, kepadatan larva dalam satu akuarium dapat dikurangi. Larva yang dipelihara dalam akuarium selanjutnya dipelihara hingga menjadi benih yang siap ditebarkan ke kolam pemeliharaan benih.
0 komentar:
Posting Komentar